
JAKARTA - Upaya memperkuat konektivitas antarpulau di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus dilakukan oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
Melalui peningkatan layanan penyeberangan Kayangan–Pototano, BUMN transportasi laut tersebut tidak hanya ingin memastikan kelancaran arus logistik, tetapi juga mendorong pertumbuhan pariwisata di kawasan Lombok dan Sumbawa yang kini menjadi destinasi unggulan nasional.
Direktur Utama ASDP Heru Widodo menegaskan, jalur laut Kayangan–Pototano telah menjadi urat nadi pergerakan masyarakat dan ekonomi lokal di NTB. “Jalur laut ini menjadi urat nadi mobilitas masyarakat sekaligus pintu gerbang wisatawan menuju destinasi unggulan kedua pulau tersebut,” ujarnya.
Baca JugaJadwal Lengkap dan Harga Tiket KA Bandara YIA Senin 6 Oktober 2025
Heru menilai lintasan penyeberangan ini memainkan peran strategis, bukan sekadar sebagai jalur transportasi rutin, tetapi juga sebagai penghubung utama dua wilayah dengan potensi wisata kelas dunia.
“Lombok dan Sumbawa memiliki potensi besar dengan destinasi kelas dunia. Untuk mewujudkannya, aksesibilitas menjadi kunci, dan ASDP berkomitmen menjaga konektivitas agar wisata terus tumbuh dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat,” katanya.
Menurutnya, keberhasilan pengembangan sektor pariwisata tidak bisa dilepaskan dari peran transportasi yang efisien dan terintegrasi. Karena itu, ASDP tidak hanya mengandalkan operasional kapal penyeberangan, tetapi juga berupaya menghadirkan layanan yang lebih modern, aman, dan mudah dijangkau oleh masyarakat maupun wisatawan.
“Komitmen ASDP bukan sekadar mengoperasikan kapal. Kami percaya pariwisata hanya bisa maju dengan dukungan transportasi yang lancar, aman, dan terjangkau,” tegasnya.
Sebagai bentuk nyata dari komitmen tersebut, ASDP terus memperkuat armada kapal, memperbaiki fasilitas pelabuhan, dan mengembangkan sistem reservasi digital agar penumpang dapat mengakses tiket dengan mudah. Langkah ini diharapkan bisa meningkatkan kenyamanan perjalanan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Pulau Lombok dan Sumbawa, kata Heru, memiliki karakteristik wisata yang saling melengkapi. Lombok dikenal dengan keindahan Gunung Rinjani, Gili Trawangan, dan Pantai Senggigi, sedangkan Sumbawa memiliki pesona Pantai Maluku dan Gunung Tambora yang melegenda. “Sehingga akses penyeberangan Kayangan–Pototano menjadi jalur vital yang membuka peluang wisatawan untuk menjelajahi dua destinasi unggulan tersebut,” tambahnya.
Selain berperan besar dalam mendukung pariwisata, lintasan Kayangan–Pototano juga menjadi tumpuan utama distribusi logistik di NTB. Komoditas pangan seperti padi, jagung, kedelai, serta hasil laut banyak dikirim melalui jalur ini untuk memperkuat rantai pasok dan mendukung ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Data operasional ASDP menunjukkan bahwa sepanjang Januari hingga Agustus 2025, lintasan Kayangan–Pototano telah melayani 889.682 penumpang dan 252.973 unit kendaraan.
Dari jumlah tersebut, sepeda motor menjadi moda terbanyak yang diangkut, mencapai 117.643 unit, disusul mobil pribadi sebanyak 72.412 unit. Angka ini menunjukkan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap moda penyeberangan laut sebagai sarana transportasi utama di NTB.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin menambahkan, perusahaan kini mendorong agar kawasan pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai titik transportasi, tetapi juga menjadi destinasi wisata baru yang menarik bagi masyarakat dan turis.
“Melalui program waterfront destination, ASDP melakukan transformasi kawasan pelabuhan agar lebih modern dan terpadu, sehingga bisa menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan,” ungkapnya.
Shelvy menjelaskan, konsep waterfront destination sudah terbukti berhasil di sejumlah daerah, salah satunya Marina Labuan Bajo, yang kini menjadi ikon pariwisata terpadu. Kawasan tersebut terintegrasi dengan Hotel Meruorah Komodo, Plaza Marina, dan Landmark Phinisi, menjadikannya pusat aktivitas wisata dan ekonomi. “Kawasan Marina Labuan Bajo bahkan sukses menjadi tuan rumah ajang internasional seperti KTT ASEAN dan rangkaian G20 Side Events,” tuturnya.
Dengan meniru kesuksesan tersebut, ASDP berencana mengembangkan kawasan Kayangan dengan konsep serupa. Proyek ini diharapkan dapat menambah daya tarik wisata kawasan serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. “Ke depan, ASDP menargetkan pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai terminal penyeberangan, tetapi juga sebagai magnet wisata baru,” jelas Shelvy.
Selain pengembangan fasilitas, ASDP juga memastikan standar keselamatan tetap menjadi prioritas utama dalam setiap operasionalnya. Jadwal keberangkatan kapal diatur secara teratur, sementara prosedur keselamatan dan kesiapan kru kapal terus ditingkatkan agar seluruh penumpang dapat menikmati perjalanan yang aman dan nyaman.
Upaya ini sejalan dengan peran strategis ASDP dalam mendukung konektivitas nasional, terutama di wilayah kepulauan yang mengandalkan transportasi laut. Dengan peningkatan pada lintasan Kayangan–Pototano, diharapkan arus logistik semakin lancar, wisatawan makin mudah menjelajahi NTB, dan pertumbuhan ekonomi lokal dapat terdorong secara berkelanjutan.
Dalam jangka panjang, penguatan lintasan ini juga diproyeksikan akan memperkuat integrasi antarwilayah di Indonesia bagian timur, menjadikan NTB sebagai gerbang baru pertumbuhan ekonomi dan pariwisata nasional.
Melalui sinergi antara pengembangan infrastruktur transportasi dan destinasi wisata, ASDP menegaskan komitmennya untuk tidak hanya melayani, tetapi juga membangun masa depan konektivitas maritim Indonesia yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
CDIA Tingkatkan Kepemilikan Anak Usaha, Perkuat Bisnis Pelayaran Nasional
- Senin, 06 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Dana BSPS Cair Oktober 2025, 38.000 Rumah Siap Diperbaiki
- 06 Oktober 2025
2.
Harga BBM Non Subsidi di Indonesia Naik Oktober 2025
- 06 Oktober 2025
3.
4.
iPhone 17 Segera Hadir, Peritel Resmi Siapkan Strategi Penjualan
- 06 Oktober 2025